Senin, 12 Juli 2010

Televisi

Definisi Televisi

Menurut Wahyudi (1994:17) televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele yang berarti jauh, dan visi (vision) yang berarti penglihatan. Dengan demikian televisi, yang dalam bahasa Inggrisnya television, diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh di sini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi disuatu tempat (studio televisi).

Setyobudi (2005: 2) mengenai televisi secara harfiah artinya “melihat dari jauh”. Namun demikian, dalam pengertian sederhana ini sebenarnya meliputi dua bagian utama yaitu pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar (view) bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh. Kedua, televisi penerima yang menangkap sinyal-sinyal tersebut dan mengubanhya kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi tidak dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya. Dengan demikian, dapat dikatakan pesawat televisi adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat mendengar dari tempat jauh.
Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yeng ditemukan dengan karakternya yang sfesifik yaitu audio visual. Perkembangan teknologi pertelevisian sampai saat ini sudah berkembang sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batasan antara satu negara dengan negara lainnya (Muda, 2003:4).


Fungsi Televisi

Seperti halnya dengan media massa lainnya, televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi, yakni fungsi penerangan, pendidikan dan hiburan (Effendi, 1984: 27-28)

1. Fungsi penerangan (the information function)
Dalam melaksanakan fungsinya sebagi sarana penerangan, stasiun televisi, selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata, atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambar yang sudah tentu faktual.


2. Fungsi pendidikan (the educational function)
Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, stasiun televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika, dan lain-lain.


3. Fungsi hiburan (the entertainment function)
Fungsi hiburan yang melekat pada siaran televisi sangat dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti, oleh karena pada layer televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati di rumah oleh seluruh keluarga.


Karakteristik televisi


Menurut Riswandi, (2009:5), televisi memiliki karakteristik, antara lain:

1. Audiovisual: televisi memiliki kelebihan dapat di dengar (audio) dan di lihat (visual), karena sifat audiovisual ini, selain kata-kata televisi juga menampilkan informasi-informasi yang disertai gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita, yakni rekaman peristiwa.

2. Berpikir dalam gambar: ada 2 tahap yang dilakukan dalam proses ini, pertama: visualisasi, yaitu menterjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar-gambar. Kedua: penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

3. Pengoprasian atau cara kerja yang kompleks: dibandingkan dengan media radio, pengoprasian atau cara kerja yang kompleks karena lebih banyak melibatkan orang.

Kekuatan media televisi

Kekuatan media televisi menurut Kuswandi (1999:23) antara lain:
1. Menguasai ruang, hal ini dikarenakan teknologi televisi telah menggunakan elektromagnetik, kabel, dan fiber yang dipancarkan melalui satelit.


2. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar.

3. Nilai aktualisasi terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangat cepat.

4. Daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi, hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif).

5. Informasi yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis, sehingga pemirsa tidak perlu mempelajari isi pesan dalam menangkap siaran televisi.

Program televisi

Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Secara teknis penyiaran televisi, program televisi (television programming) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya. Media televisi hanya mengistilahkan programming atau pemprograman (Soenarto, 2007:1). Sedangkan menurut Rukmananda (2004: 213), programming adalah teknik penyusunan program acara televisi yang ditayangkan secara berurutan.

Semakin banyaknya stasiun televisi swasta yang bermunculan, mengakibatkan munculnya persaingan yang ketat. Setiap stasiun televisi merancang programnya untuk memikat segmen khalayak tertentu yang akan menyebarluaskannya, sehingga orang lain yang semula tidak tertarik akan terdorong untuk menyaksikan tanyangan yang banyak diperbincangkan (Rivers 2004: 19).

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audiens, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.


Berbagi jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu:

1. Program informasi (berita)
program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengerahuan (informasi) kepada khalayak audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news).


2. Program hiburan (entertainment)
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik, drama permainan (game show), dan pertunjukan.
Sementara Selain berdasarkan skema diatas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif. Program faktual antara lain meliputi: program berita, dokumenter, reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program darama atau komedi (Morissan, 2008: 208).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar